Cari Blog Ini

Minggu, 25 Oktober 2015

Bercerita Tentang Peter Pan

Anak-anak pasti senang kalau nonton film ini, karena genre ceritanya benar-benar dibuat untuk anak-anak. Tidak jauh berbeda dengan cerita-cerita Peter Pan yang sudah diketahui banyak orang, film PAN produksi Warner Bros ini menceritakan kisah petualangan seorang anak bernama Peter. Pada pembukaan film diperlihatkan bayi Peter ditinggalkan oleh ibunya (Amanda Seyfried) di depan pintu sebuah panti asuhan (atau sejenisnya) bernama Lambert Home For Boys. 12 tahun kemudian Peter (Levi Miller), bersama dengan anak-anak lainnya diculik oleh sekelompok bajak laut terbang dan dibawa ke Neverland untuk bekerja pada Kapten Blackbeard (Hugh Jackman) sebagai budak di sebuah tambang penghasil debu peri. Di tambang itu Peter bertemu dengan James Hook (Garrett Hedlund), dan mereka bekerja sama untuk kabur. Cerita berlanjut menjadi petualangan Peter ditemani Hook untuk mencari ibu kandungnya, yang pada akhirnya membawa mereka ke dalam kerjaan peri. Rupanya Blackbeard dan pasukan bajak lautnya diam-diam mengikuti mereka, karena Blackbeard mengincar debu peri yang begitu berlimpah di sarang mereka. Pertempuran sengit pun terjadi antara dua kubu itu, dan sudah dapat ditebak (karena ini film anak-anak) siapa yang menang. 

Komentar saya mengenai film ini tidak banyak, sangat ringan dan menghibur, sangat cocok untuk ditonton bersama seluruh anggota keluarga tanpa ada batas usia. Jadi kita biarkan saja para keluarga bahagia menikmati film fantasi anak-anak ini. Hehehehe..... Sementara itu, mari kita lihat lebih jauh tentang siapakah sebenarnya Peter Pan itu? 

Saya pribadi sudah mengenal sosok Peter Pan sejak masih kanak-kanak dulu, dan sudah melihat beberapa versi filmnya, tapi yang paling saya ingat adalah Hook (1991) yang disutradari oleh Steven Spielberg dan dibintangi oleh Robin Williams dan Peter Pan (2003) yang disutradari oleh P. J. Hogan dan tokoh Peter Pan diperankan oleh Jeremy Sumpter (yang membuat saya selalu ingat film ini adalah si Jeremy yang ganteng itu hihihihi....). 

Hook 1991
Peter Pan 2003
 Kedua film tersebut, sedikit berbeda dari film Pan yang sedang ngehits di bulan Oktober ini, mengisahkan tentang permusuhan antara Pan dan Kapten Hook, di mana Hook selalu dikisahkan sebagai seorang pria yang beringas. Tapi, ketiga-tiganya selalu menggambarkan Peter sebagai sosok bocah yang "bisa" dijadikan "idola " bagi anak-anak. Namun kemudian ketertarikan saya pada tokoh Peter Pan ini justru setelah membaca novel The Child Thief (Brom, 2009), dan semakin penasaran ketika tokoh ini muncul lagi dalam serial TV Once Upon A Time Season 3 (2014).

Ilustrasi Peter Pan dalam novel The Child Thief
Peter Pan dalam OUAT S3 diperankan oleh Robbie Kay  

Apa yang membuat saya tertarik dengan dua tokoh Peter Pan ini? Karena keduanya digambarkan sebagai tokoh antagonis dengan karakter yang penuh kegelapan. Tapi saya tidak akan berpanjang lebar menceritakan bagaimana peran Peter Pan dalam kedua cerita ini, karena saya akan langsung melompat pada "sejarah" tokoh Peter Pan itu sendiri.

Peter Pan diciptakan oleh J. M. Barrie, seorang novelis Inggris berdarah Skotlandia. Tokoh Peter pertama kali muncul dalam salah satu bab dalam novel dewasa karyanya yang berjudul The Little White Bird (1902). Tokoh Peter lalu dikembangkan dalam sebuah drama panggung berjudul Peter Pan, or The Boy Who Wouldn't Grow Up (1904), hingga akhirnya dibuat sebuah novel sendiri pada tahun 1911 dengan judul Peter and Wendy. Satu hal yang menarik, ternyata tokoh ini terinspirasi dari saudara J. M. Barrie, David, yang meninggal karena kecelakaan ice-skating sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-14. Ibu dan saudara-saudaranya yang lain menganggap David sebagai "forever boy". Demikian sedikit sejarah mengenai lahirnya tokoh Peter Pan. Sekarang kita lihat siapakah sebenarnya Peter Pan? Apakah dia baik atau tidak? Apakah dia pantas dijadikan idola bagi anak-anak atau tidak? 

Pertama mari kita lihat apa yang dikerjakan Peter? Versi Disney menggambarkan Peter sebagai bocah yang menawarkan kesenangan pada anak-anak terutama anak laki-laki. Dia menawarkan sebuah tempat di mana mereka bisa bermain sepuasnya, tanpa harus takut diganggu atau dilarang oleh orang tua mereka, Dalam novel Brom kegiatan ini disebut secara vulgar sebagai "pencurian anak", dan bukan sembarang anak, hanya anak-anak yang merasa tidak bahagia dengan kehidupannya. Secara naluri saya sudah mempertanyakan hal ini, "Jadi Peter itu mengajak anak-anak untuk membangkang pada orang tua dong?" Tapi karena tokoh Peter ini selalu digambarkan sebagai sosok yang periang dan menghibur, pertanyaan itu hanya sekedar lewat saja. Sampai akhirnya saya bertemu dengan tokoh Peter di novel Brom, dan saya pun mulai mencari tahu seperti apa sih cerita sesungguhnya dari Peter Pan itu? Lalu bertepatan dengan hadirnya film Pan di tahun 2015 ini, saya pun terinspirasi untuk membaginya di sini. 

Saya menemukan sebuah artikel menarik di www.kompasiana.com yang jika saya hubungkan dengan novel Brom memiliki kemiripan, atau dapat dikatakan novel Brom kurang lebih menggambarkan apa yang ada dalam artikel tersebut, walau tidak serupa karena adanya penambahan unsur-unsur gelap. Artikel tersebut menganalisa tokoh Peter Pan dari perspektif Kristen yang kurang lebih dapat saya rangkum seperti ini (dengan sedikit penggambungan dari novel Brom). Peter Pan sebenarnya adalah peri jahat (iblis) yang membentuk pasukan dengan mengajak anak-anak laki-laki yang merasa terbuang dalam lingkungannya. Anak-anak yang diajak ke Neverland akan melalui sebuah tempat berkabut terlebih dahulu, tidak semua anak-anak lolos dari tempat ini (mati), dan mereka yang lolos akan melupakan kehidupan mereka sebelumnya. Selain itu Peter juga mendoktrin mereka bahwa Kapten Hook (atau dalam novel Brom adalah Kapten Samuel Carver) adalah bajak laut yang jahat yang harus dimusuhi, atau dalam novel Brom dia adalah bagian dari bangsa Pemakan Daging yang terkutuk. Tapi sebenarnya Sang Kapten itu adalah seorang Juru Selamat yang hendak mengajak anak-anak itu untuk kembali pada Tuhan, kembali pada jalan yang benar. Singkatnya Peter Pan (iblis) membujuk anak-anak (manusia) untuk meninggalkan orang tua (Tuhan), dan Sang Kapten (Juru Selamat) memiliki misi untuk mengajak anak-anak itu kembali pada orang tua mereka. Namun, karena cerita ini ditulis dari sisi Sang Iblis, maka Iblis itulah jagoannya, dan Juru Selamat itu adalah musuh yang harus dibasmi. Kenapa bisa begitu? Karena menurut artikel ini J. M. Barrie, sang pencipta Peter Pan adalah seorang anggota Illuminati (Organisasi internasional yang memayungi gerakan-gerakan untuk membuka jalan bagi kedatangan Iblis di Akhir Zaman, dengan bertopengkan kegiatan kemanusiaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan persatuan dan bermotokan Novus ordo seclorum (Gerakan Zaman Baru)). 

Setelah membaca artikel itu saya semakin "suka" dengan tokoh Peter Pan yang antagonis, karena memang karakter itulah yang sangat cocok. Peter Pan yang jahat, senyum liciknya, tipu dayanya, semua itu terasa sangat pas dibandingkan Peter Pan yang ceria dan selalu tersenyum. Karena Peter Pan bukan karakter yang tidak pernah sedih, justru seluruh hidupnya selalu diliputi kegelisahan dan kesibukan "mencari mangsa".

Sekarang silakan menilai sendiri apakah Peter Pan pantas dijadikan idola bagi anak-anak?

Sumber:

Selasa, 30 Juni 2015

The Age Of Adaline, Romantisme Yang Tidak Biasa

Baru lihat trailernya sekali saya langsung jatuh cinta sama film ini. Saya selalu suka dengan film-film yang memiliki unsur "khayalan". 

Film dibuka oleh suara narator yang bercerita ala dongeng sambil menampilkan sedikit suasana kota San Francisco. Lalu muncullah si tokoh utama bernama Jenny. Jenny bekerja di sebuah perpustakaan, dan ketika ia memutar sebuah film lawas, sang narator kembali beraksi untuk menceritakan siapa Jenny sesungguhya. Nama aslinya adalah Adaline Bowman, ia lahir pada tahun baru 1908. Adaline menjalani kehidupan seperti perempuan lainnya, menikah dan memiliki seorang anak. Namun kemudian suaminya meninggal. Suatu hari, saat dalam perjalanan untuk menemui putrinya di rumah orang tuanya, Adaline mengalami kecelakaan. Mobilnya menabrak pagar pembatas lalu jatuh dan tenggelam ke dalam air (entah danau atau sungai) yang sangat dingin. Saat itu Adaline meninggal dunia. Dan saat itu juga keajaiban terjadi. Sebuah petir menyambar, dan sang narator menjelaskan secara ilmiah dan epik bagaimana kombinasi antara kondisi fisik Adaline dan sambaran petir dapat membuat Adaline hidup kembali dengan efek samping yang membuat proses penuaannya terhenti. Efek samping yang dialami oleh Adaline bukan hanya pada kondisi tubuhnya, tapi juga kehidupannya. Dia bahkan sempat menjadi incaran FBI, untungnya dia berhasil lolos. Maka sejak saat itu Adaline memutuskan untuk terus berlari, ia selalu berpindah tempat serta mengganti identitasnya setiap sepuluh tahun. 

Pada sebuah pesta tahun baru, Jenny berkenalan dengan Ellis. Pada pertemuan selanjutnya Ellis memberikan beberapa bunga dalam bentuk buku (ini romantisnya maksimal dan jauh dari mainstream). Hubungan keduanya pun berlanjut pada tahap kencan, sampai Ellis mengajak Jenny untuk ikut ke acara ulang tahun pernikahan orang tuanya yang ke-40. Setibanya di rumah Ellis, Jenny disambut hangat oleh ibu dan adik perempuan Ellis. Kemudian cerita menjadi sangat hidup ketika William, ayah Ellis , muncul dan secara spontan memanggil Jenny dengan nama aslinya "Adaline". Jenny mengelak dengan mengatakan bahwa Adaline adalah nama ibunya. Namun pada sebuah percakapan di antara mereka berdua, bekas luka di tangan kiri Jenny membuktikan bahwa Jenny adalah Adaline yang pernah dikenal William dulu. William meminta Jenny untuk tidak pergi meninggalkan Ellis seperti dulu, tapi Jenny tidak yakin. Dia meninggalkan pesan untuk Ellis dan pergi.

Di pertengahan jalan Jenny berubah pikiran, dia memutuskan untuk berhenti berlari. Di saat yang bersamaan sebuah truk menabrak mobilnya. Sekali lagi, Adaline meninggal dunia. Sang narator kembali bersuara untuk menjelaskan serangkaian fenomena alam yang mengiringi kematiannya dalam suhu yang sangat dingin, yang kemudian dikombinasikan dengan defibrilator milik para petugas medis yang datang menolong, dan keajaiban yang sama terulang lagi. Setelah sadar dan berada di rumah sakit, Adaline akhirya menceritakan semua tentang dirinya yang sebenarnya.

Bagi penggemar drama romantis, film ini wajib banget nonton. Adegan-adegan romantisme yang ditampilkan berbeda dari biasanya. Kreatif, cerdas,  dan mampu membuat saya terpana. Saya sangat menyukai tokoh Adaline yang diperankan dengan sempurna oleh Blake Lively, keanggunan dan keeleganan yang dimilikinya sejak pertengahan abad 20 tidak lekang oleh waktu. Tokoh Ellis juga sangat menarik, laki-laki seperti itulah yang saya butuhkan (curcol hahaha...).

Dari 1-10 film ini Zenin kasih nilai 8,5. ^_^

Kamis, 21 Mei 2015

Yes, I am an Introvert!

Sering dengar istilah introvert tapi belum benar-benar paham apa maksudnya. Setiap mendengar istilah itu biasanya yang tergambar dalam pikiran saya adalah orang yang susah bergaul dan amat sangat tertutup dan pemalu. Tapi ternyata tidak juga. 

Dari hasil berselancar di Google Academy berikut adalah ciri-ciri seorang introvert, yang ternyata sangat cocok dengan kepribadian saya. 



1. Senang menyendiri
    Saya sangat suka menyendiri. Saya bisa melakukan apa saja sendirian selama  saya mau. Kesepian? Tentu tidak. Definisi kesepian bagi saya adalah ketika saya meluangkan waktu bersama orang yang salah. Salah bagaimana? Salah dalam hal kenyamanan. Jadi sendiri jauh lebih nyaman bagi saya. Nonton film sendirian di bioskop, makan sendirian di restoran, nongkrong sendirian di kedai kopi,  berautis ria di toko buku, semua itu tidak masalah bagi saya. I TOTALLY enjoy it. Di rumah pun saya lebih banyak menghabiskan waktu di kamar, biasanya menulis, membaca, ngegame. Keluar kamar kalau makan, nonton film, ke kamar mandi, dipanggil orang tua. I just love being alone. 

2. Pemikir, pemalu, dan pendiam
     Saya adalah orang yang tidak pernah berhenti berpikir. Pikiran saya selalu sibuk dengan banyak hal. Saking sibuknya terkadang sampai membuat aktifitas fisik saya terhenti, dan biasanya orang lain akan mengira saya lagi bengong alias melamun. Saya sangat pemalu. Malu untuk menyapa duluan, malu untuk bertanya (untung nggak pake sesat di jalan), malu untuk berbicara (atas keinginan sendiri bukan karena harus), yang semua itu tidak menutup kemungkinan orang akan berpikir saya sombong. Saya pendiam, dan hanya cerewet pada orang-orang tertentu saja. Semua orang yang baru kenal saya sudah dipastikan akan menilai kalau saya pendiam dan serius.

3. Lebih senang bekerja sendiri
     Efek dari senang menyendiri adalah senang bekerja sendiri. Bukan berarti saya tidak bisa bekerja dalam tim, saya hanya merasa lebih nyaman bekerja sendiri. Kenapa? Hampir sama alasannya dengan senang menyendiri. Dari pada harus berpartner dengan orang yang tidak cocok dengan cara kerja saya, lebih baik kerja sendiri saja. Tapi kalau partnernya cocok ya tidak masalah. Namun jika seandainya diberi pilihan, saya akan lebih memilih pekerjaan yang tidak berpartner.

4. Pemilih dalam berteman
    Saya terbuka untuk berkenalan dengan siapa saja, tapi untuk berteman sejak kecil saya sudah pemilih. Teman aja milih apalagi jodoh ya (curcol). Kriteria seperti apa yang saya pilih sebagai teman? Tidak ada kriteria khusus sih, yang penting sreg di hati. Tapi biasanya orang-orang yang bisa berteman dengan saya adalah mereka yang doyan makan, jalan-jalan, nonton, becanda, nggak jaim, nggak gampang tersinggung. Jujur, teman saya sedikit, tapi alhamdulillah mereka, dengan segala kelebihan dan kekurangan, adalah teman-teman yang baik. Kualitas lebih penting dibanding kuantitas, kan? ^_^ 

5. Lebih senang mendengarkan dari pada bercerita
     Sejak dulu saya selalu menjadi pendengar yang baik. Dalam situasi umum saya lebih suka mendengarkan dari pada menceritakan, apalagi jika berada dalam kelompok yang besar. Rasanya malas aja untuk berbagi cerita dengan orang banyak. Nggak enak gitu rasanya. Aneh? Ya begitulah. :D

6. Tidak suka keramaian
     Saya kurang suka berada di tempat-tempat yang ramai atau banyak sekali manusianya (kecuali jika suatu saat nanti saya naik haji, amin). Kepala saya rasanya langsung pusing kalau lihat manusia melimpah ruah. Apalagi kalau lihat jalanan penuh dengan pengendara motor, rasanya ingin melambaikan tangan ke kamera. Nggak sanggup :(( Saya lebih suka tempat-tempat yang tenang dan tidak banyak orang. Rasanya tuh damai dan membangkitkan semangat.

7. Lebih suka berinteraksi langsung dengan individu 
     Masih ada hubungannya dengan pendiam dan pendengar yang baik, dua hal itu hanya berlaku dalam situasi umum atau kelompok besar. Dalam situasi khusus atau kelompok kecil (bersama 1 atau 2 orang) saya akan menjadi orang yang banyak bercerita. Terlebih lagi jika lawan bicara saya itu adalah sahabat yang tahu segalanya tentang saya. Silakan tanya, mereka akan bilang saya cerewet. Hehehe.... Saya tidak butuh banyak teman untuk merasa terhibur,  cukup satu atau dua orang sahabat untuk diajak ngopi bareng. Sahabat oh sahabat, teman aja milih apalagi sahabat. ;p 

Yah, itulah kurang lebih ciri-ciri introvert yang melekat pada diri saya. Ya, saya memang introvert, begitulah adanya saya, dan saya merasa sangat nyaman dengan diri saya. Itu yang penting, nyaman dengan diri sendiri, jadi diri sendiri. Bukan begitu betul? 

Sabtu, 11 April 2015

Girl Crush, Ketika Seorang Perempuan Mengagumi Perempuan Lain



Girl Crush, rasanya senang sekali menemukan istilah ini. Akhirnya ada juga sebuah ungkapan yang bisa menggambarkan salah satu jenis "kekaguman" yang sebelumnya harus dijelaskan panjang lebar. Apa itu girl crush? Girl crush adalah sebuah perasaan suka atau kagum seorang perempuan terhadap perempuan lainnya. Bisa karena kecantikannya, kepandaiannya, kepribadiannya, gayanya, cara bicaranya, dan lain sebagainya. Tapi ketertarikan atau kekaguman ini tidak bermuatan seksual atau bernuansa romantis, benar-benar 100% kagum. Atau istilah lainya mengidolakan.

Kenapa saya senang dengan lahirnya istilah yang berasal dari negeri Paman Sam ini? Karena entah bagaimana sejak kecil saya selalu lebih menyukai tokoh wanita dibandingkan pria. Saya lebih suka cerita yang jagoannya perempuan, atau kalau pun bukan jagoan ada sosok perempuan yang memberi pengaruh besar pada alur cerita. Saya lebih mengagumi aktris dengan kemampuan akting tinggi dibandingkan aktor yang dinobatkan sebagai pria paling ganteng seplanet bumi. Mata saya lebih berbinar menyaksikan seniman perempuan yang piawai memainkan alat musik atau berkarya di bidangnya, dibanding melihat seniman-seniman pria yang ketika beraksi disoraki para kaum hawa. Saya lebih menggemari girlband dibanding boyband. 

Apa alasannya saya lebih menyukai tokoh perempuan dibandingkan laki-laki? Karena saya adalah seorang perempuan yang punya mimpi. Saya adalah seorang perempuan yang punya ambisi dan cita-cita. Melihat kesuksekan para tokoh perempuan itu memberikan penyemangat sendiri bagi saya. Walau agak terlambat menyadari tapi saya selalu berkata pada diri sendiri "gw juga bisa mencapai level itu di bidang gw." Ya, saya terlambat menyadari kalau sebatas kagum saja tidak cukup, saya harus mencontoh dengan segera dan bukannya tenggelam dalam mimpi-mimpi kosong. Saatnya saya bangun dan mewujudkan mimpi itu, dengan penuh kesabaran dan kerja keras. Mereka juga tidak mendapatkannya secara instan. 

Lagi pula, menurut saya, jika kita (perempuan) mengagumi tokoh pria batasannya hanya sekedar "andai aku bisa jadi pasangannya," yang maaf ini cuma khayalan dan membosankan. Saya lebih suka pria yang nyata bisa saya miliki ketimbang cuma sekedar khayalan. Hehehe... Tapi ketika kita (perempuan) mengagumi tokoh perempuan lainnya maka batasanya lebih luas, karena banyak aspek yang bisa dijadikan inspirasi, dijadikan motivasi untuk menjadi lebih baik, "aku ingin menjadi seperti dia." Kalimat ini jauh lebih bersemangat dan nyata.

Saya ambil contoh diri sendiri saja. Ketika saya mengagumi seorang perempuan, yang ada dalam pikiran saya adalah saya ingin berkenalan dengannya, menjadi temannya, mengobrol berbagi pikiran dengannya. Saya ingin menilai apakah kapasitas saya sudah menyamainya, saya ingin mendengar kisahnya dan memetik pelajaran darinya. Saya pribadi sih merasa tidak ada yang salah dengan itu, tapi namanya manusia lebih banyak yang berpikiran negatif ketimbang positif. Rasanya terlalu naif jika kagum disamakan dengan naksir, atau suka disamakan dengan cinta, atau menggemari disamakan dengan tetarik secara seksual. I wanna be like her, I wanna be her friend, NOT I wanna be with her. 

Jadi kekaguman seorang perempuan terhadap perempuan lainnya, dalam hal ini tokoh publik, adalah sebagai bentuk visualisasi keinginan diri untuk menjadi perempuan yang diinginkan, yang tentu dapat memberikan motivasi dan inspirasi tersendiri. Entah dengan orang lain, tapi itu yang saya rasakan.

Setelah mengetahui ini adalah hal yang wajar, saya jadi tidak merasa aneh lagi. Hahaha... Tidak ada salahnya mengagumi sesuatu yang lebih indah dari kita, bukan?

Ini sumber ide dari ocehan saya di atas:
http://articles.baltimoresun.com/2005-10-09/news/0510070442_1_crushes-popular-girl-admire

Senin, 06 April 2015

Flu dan Susu Jahe

Saya ini kalau sudah kena flu yang mengkombinasikan batuk dan pilek pasti lama banget sembuhnya, apalagi kalau dalam kondisi lelah alias tidak bugar. Bisa satu bulan gak sembuh-sembuh, dan itu rasanya amat sangat membosankan. Apa yang bikin bosan? Pertama, minum obat. Kedua, tidak minum dingin. 

Meskipun saya ini anak dokter, tapi saya tidak suka ngobat. Selama saya belum merasa sangat terganggu dengan si penyakit, saya gak mau deket-deket sama obat. Tapi namanya ibu pasti tidak bisa tinggal diam, beliau akhirnya meracik obat flu khusus yang tidak mengandung obat tidur. Tiga kali sehari dalam dua minggu saya mengonsumsi obat istimewa itu, hasilnya kurang membahagiakan. Bu dokter tidak menyerah, beliau beralih pada resep tradisional. Kencur pada pagi hari, jeruk nipis pada malam hari. Satu minggu kemudian si flu mereda, tapi belum benar-benar sembuh, dan saya sudah bosan. Kencur itu getir dan jauh dari rasa enak. 

Jeda tiga minggu si flu menyerang lagi, ditambah saya masuk angin dan kecapekan, si flu tampaknya tertawa girang. Kali ini akan saya hadapi dengan cara saya sendiri. Naluri saya berkata saya harus minum susu jahe. Karena tidak banyak yang jual versi asli, saya beli versi instannya. Saya minum tiap malam sebelum tidur. Bagaimana khasiatnya? Pertama, tidur lebih cepat dan nyenyak. Kedua, flu mereda drastis dalam waktu empat hari.  Mereda ya bukan sembuh total. Hehehe....  Tapi yang pasti rasanya enyaaak.... 

Catatan tambahan, gambar di atas itu adalah tampilan penyajian yang unik ala House of Raminten di Jogja. Untuk segala jenis minuman yang mengandung susu mereka sajikan dalam cangkir berputing. Tentu saja yang ada di gambar itu adalah susu jahe pesanan saya. 

Jumat, 03 April 2015

Fast & Furious 7

Nontonnya udah dua hari yang lalu, tapi baru sempet bikin ulasannya sekarang. 

Pertama kita lihat ceritanya dulu. Dengan berat hati saya katakan "biasa ajah". Dibandingkan episode-episode sebelumnya, FF jilid 7 ini menurut saya ceritanya kurang greget. Cerita berpusat pada Deckard Shaw (Jason Statham) yang memburu Toretto and the gank. Shaw ini ceritanya musuh yang kuat dan susah dilacak. Tapi Toretto mendapatkan tawaran bantuan dari Frank Petty (Kurt Russell), dengan syarat dia mau membantu menemukan Ramsey (Nathalie Emmanuel). Ramsey ini adalah seorang programer yang menciptakan God's Eye. Dan aksi pun dimulai. 

Cerita boleh standar tapi aksinya sangat menghibur. Bagaimana tidak menghibur melihat mobil super yang konon katanya hanya ada tujuh di dunia diterbangkan dan dijatuhkan seperti kaleng minuman? Lalu adegan favorit saya adalah ketika Letty harus berhadapan dengan pengawal Pangeran yang cantik perkasa, dan keduanya berduel dalam balutan gaun lengkap dengan sepatu hak tinggi. Itu baru namanya cewek jagoan pake banget. Tapi aksi yang paling menegangkan adalah ketika Brian berlari di atas bis yang sedang jatuh ke jurang, di situ saya menahan nafas. Masih banyak lagi aksi-aksi seru dan menegangkan yang sukses menutupi plot cerita yang "biasa ajah" tadi. 

Satu hal yang sudah menjadi perhatian saya bahkan sebelum filmya dimulai adalah memperhatikan pada adegan apa saja kehadiran Paul Walker digantikan oleh teknologi. Hehehe.... Tenyata semirip apa pun tetap saja beda. 

Masuk pada bagian penilaian (sudah ngantuk berat)...

Dari 1-10, film ini Zenin kasih nilai 8. ^_^

Minggu, 15 Maret 2015

Nonton Yuk: RUN ALL NIGHT

Anak memiliki pengaruh yang luar biasa besar terhadap orang tua. Itu kesan yang saya dapat dari film ini. 

Sepasang sahabat sejak muda, Jimmy Conlon (Liam Neeson) yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran profesional dan Shawn Maguire (Ed Harris) yang adalah seorang bos mafia, terpaksa mengakhiri persahabatan mereka setelah anak-anak mereka secara kebetulan terlibat dalam suatu masalah. 

Berawal dari Danny Maguire (Boyd Holbrook), putra Shawn yang berjanji pada sekelompok mafia asal Albania bahwa ayahnya dapat membantu mereka untuk menyelundupkan heroin. Di luar dugaan Danny, ternyata sang ayah menolak untuk bekerja sama. Si mafia Albania itu kesal dan mengancam Danny agar mengembalikan uang yang sudah terlanjur ia berikan. Sungguh suatu kebetulan, malam harinya si Albania itu menyewa limo Mike Conlon (Joel Kinnaman) untuk mengantarnya menagih uang di apartemen Danny. Rupanya Danny sama sekali tidak bermaksud untuk mengembalikan uang tersebut. Terjadilah baku tembak, Danny menghabisi kelompok mafia Albania itu, dan tanpa sengaja Mike menyaksikannya. Danny mengejar Mike sampai ke rumahnya, berniat untuk membunuhnya.  Tapi Jimmy datang dan menyelamatkan putranya dengan menembak mati Danny. Malam yang sangat panjang pun dimulai. 

Secara keseluruhan film ini bagus. Buat pecinta film aksi tembak-tembakan pasti akan menyukainya. Ingat, ini film rating dewasa, jangan bawa anak yang belum punya KTP. 

Dari 1-10, film ini Zenin kasih nilai 7,5. ^_^

Selasa, 10 Maret 2015

Nonton Yuk: CHAPPIE

Mengambil setting di Johannesburg, Afrika Selatan, tahun 2016, film ini menceritakan tentang pasukan robot polisi yang digunakan untuk menekan angka kriminalitas di kota tersebut. Penciptanya, yaitu Deon (Dev Patel) berusaha menciptakan robot yang lebih canggih lagi, tapi sayang Michelle Bradley (Sigourney Weaver), atasan Deon tidak memberi izin untuk menguji cobanya. Deon mengambil jalan pintas, dia mengambil sebuah robot yang sudah tidak aktif dan kunci pengaman software (atau semacamnya), dia ingin mengujinya sendiri di rumah.

Di tengah jalan ia diculik oleh sekelompok penjahat yang menginginkan agar seluruh robot polisi dimatikan. Deon tidak bisa menyanggupi permintaan itu, tapi demi menyelamatkan diri dia menawari proyek barunya. Maka terciptalah Chappie, sebuah robot dengan Kecerdasan Buatan a.k.a Artificial Intelligence. Chappie kemudian diambil oleh keluarga penjahat ini untuk diajak merampok.

Sementara itu di sisi lain ada Vincent (Hugh Jackman) yang sangat iri pada kesuksesan Deon, dan ia menghalalkan segala cara agar robot ciptaanya dapat dipakai.

Alur cerita ini biasa saja, cenderung datar. Sangat imajinatif walau entah kenapa terasa agak janggal. Satu yang mungkin bisa dianggap bagus, atau dua, adalah emosi para pemain dan musik latar yang cukup mampu mendramatisir adegan.

Dari 1-10, film ini Zenin kasih nilai 7.

Selasa, 03 Maret 2015

Nonton Yuk: Dragon Blade

Akhirnya saya nonton juga nih film, dan sungguh tidak menyangka dengan adegan pembukanya. Film ini cukup unik karena mempertemukan banyak bangsa. 

Dragon Blade menceritakan tentang sebuah Pasukan Pelindung yang dipimpin oleh Kapten Huo An (Jackie Chan) yang bertugas untuk menjaga kedamaian antara 36 suku bangsa di wilayah Jalur Sutera. Pada suatu hari Huo An dan pasukanya dijebak yang menyebabkan mereka dikirim ke Gerbang Angsa Liar untuk kerja paksa membangun kota. Kemudian, datanglah satu legiun dari Roma yang dipimpin oleh Jenderal Lucius (John Cusack) yang berniat untuk menyerang Gerbang Angsa Liar demi mendapatkan kebutuhan pangan untuk pasukannya. Awalnya pasukan Gerbang Angsa Liar sempat kalah, lalu Huo An mengambil alih kepemimpinan dan berduel dengan Lucius. Duel yang seimbang dan berlangsung sengit itu akhirnya harus terhenti oleh badai pasir, dan Huo An mempersilakan pasukan Lucius untuk memasuki kota dan beristirahat. Singkat kata singkat cerita kedua kubu ini jadi sekutu. 

Lucius rupanya sedang berada dalam pelarian untuk menyelamatkan Publius (Jozef Waite) dari kakaknya sendiri, Tiberius (Adrien Brody) yang berniat untuk membunuhnya demi memenuhi ambisi untuk berkuasa. Tiberius akhirnya dapat menemukan Lucius, sementara di sisi lain Huo An dikhianati oleh salah satu orang kepercayaannya. Dan film pun berlanjut dengan seru dan emosional. 

Banyak adegan-adegan yang cukup mengharukan dan bikin sedih. Untuk aksinya tidak perlu diragukan, dramanya menyentuh, dan pastinya ada pula hal-hal konyol oleh Jackie yang pasti bikin ketawa. Oh iya film ini sedikit sadis, meski ada sebagian adegan yang disensor, tetap saya sarankan untuk tidak membawa anak yang belum punya KTP untuk nonton film ini. 

Komentar terakhir saya, saya suka cara film ini menonjolkan para penabuh genderang perang yang jarang diperlihatkan di film-film perang lainnya (yang saya ingat). 

Dari 1-10, film ini Zenin kasih nilai 7,5. ^_^

Sabtu, 21 Februari 2015

Bibit Bebet Bobot Itu Penting

Sebagai orang yang dilahirkan dan dibesarkan dalam budaya jawa, saya selalu diyakinkan untuk memperhatikan bibit-bebet-bobot jika ingin mencari jodoh kelak. Kemudian, sebagai orang yang merasa berpikiran modern, perihal 3B itu kuno dan gak penting. Mencari jodoh dengan kriteria seperti itu rasanya mustahil karena tidak ada yang sempurna. Tapi... Pengalaman berkata lain. 

Dari dulu saya selalu yakin bahwa jodoh yang baik adalah yang agamanya bagus. Calon suami yang baik adalah laki-laki yang bisa membimbing saya dalam hal agama. Pokoknya agama nomor satu. Pendapat ini benar, tapi agama yang bagus saja tidak cukup. Karena sekali lagi, tidak ada yang sempurna. Di sinilah faktor 3B tadi diperlukan. 

Kalau kita renungkan lagi, adalah sangat wajar jika orang tua menuntut 3B ini dari calon jodoh kita. Karena mereka sendiri telah susah payah merawat, mendidik, dan membesarkan kita agar kita menjadi manusia yang "berbobot". Selain itu terkadang orang tua kita juga suka kepo dengan siapa saja kita berteman, bagaimana pergaulan kita di sekolah, di kampus, di kantor. Ketakutan terbesar mereka adalah jika kita salah memilih teman, salah bergaul, yang akhirnya membuat nilai "bebet" kita berkurang. Nah, jadi masuk akal kan kenapa orang tua selalu cerewet masalah jodoh?

Seperti yang saya bilang di atas, pengalaman mengajarkan bahwa bibit-bebet-bobot sangat diperlukan. Bukan sebagai standar nilai, tapi sebagai panduan untuk memilih. 

Bibit adalah faktor yang paling utama, karena dari sanalah semua berasal. Keluarga. Keluarga calon pasangan kita harus jelas. Bukan jelas ningrat ya, tapi jelas keberadaanya. Dia dibesarkan oleh siapa? Orang tua kandung, orang tua angkat, paman bibi, kakek nenek? Siapa pun yang merawat dan membesarkannya harus jelas keberadaanya, dan di mana tinggalnya. Intinya kita harus tahu dia dibesarkan di keluarga seperti apa, karena latar belakang keluarga ini adalah dasar pembentukkan kepribadiannya. Kira-kira ngematch gak sama kita?

Faktor yang kedua adalah bebet. lni adalah saatnya kita mencari tahu dengan siapa dia bergaul. Siapa sahabatnya? Seperti apa teman-temannya? Apa saja kegiatannya di luar sana? Apakah kita bisa ngeblend dengan kehidupan sosial masing-masing? 

Terakhir adalah bobot, ini yang paling menentukan masa depan. Di sinilah hati berbicara. Bobot adalah kepribadian dan kualitas diri seseorang. Sifatnya, perangainya, pembawaannya, pendidikannya, serta pekerjaanya. Pada tahap inilah "selera" berbicara, dan benar-benar harus memilih dengan hati. 

Kesimpulannya, Bibit Bebet Bobot memang penting sebagai panduan untuk memilih jodoh. Saya sendiri akan memperhatikan hal ini dengan baik mulai sekarang. Tidak mau lagi salah pilih. Jadi kapan kawin? Hahaha....

Nonton Yuk: Kapan Kawin?

Sebenarnya saya sudah nonton film ini dua hari yang lalu, tapi baru sempat buat ulasannya sekarang. Jujur, satu hal yang membuat saya tertarik dengan film ini sejak nonton trailernya adalah kalimat "Kalau kamu mau bikin orang lain senang, kamu harus senang dulu." Kalimat ini rasanya nendang  banget. Lho kok malah curcol? Hahaha....

Oke, fokus fokus...

Saya yakin, sejak menyaksikan trailernya kita semua pasti langsung membandingkan film ini dengan film The Proposal (2009). Yup, kurang lebih konsepnya memang mirip, tapi isinya beda. Film ini menceritakan tentang Dinda (Adinia Wirasti), seorang perempuan sukses berusia 33 tahun tapi masih lajang. Dia dituntut oleh orang tuanya yang super "kreatif" untuk pulang ke Jogja dengan membawa pasangan. Nah si Dinda tidak kalah kreatif, dia memutuskan untuk menyewa seseorang untuk menjadi pacarnya. Dengan bantuan temannya, Dinda merekrut seorang aktor nyentrik bernama Satrio (Reza Rahadian). Lalu datanglah mereka ke rumah orang tua Dinda di Jogja. 

Kehadiran Satrio yang menggunakan nama Rio Darmawan dan mengaku sebagai dokter bedah plastik membuat orang tua Dinda sangat senang dan bersemangat. Mereka pun memberikan berbagai ujian yang untungnya berhasil dilalui oleh Satrio alias Rio. Akhirnya ayah Dinda setuju Rio menjadi calon menantunya dan memberikan cincin peninggalan orang tuanya kepada Rio untuk digunakan melamar Dinda. Tapi sayang sekali, ketika tiba waktunya dia "terpaksa" melamar Dinda, cincinnya hilang dan semua situasi berubah total. Ditambah dengan kedatangan kakak ipar Dinda yang arogan, konflik dalam cerita film ini semakin seru dan menyentuh. 

Film ini ringan dan menghibur. Tingkah laku orang tua Dinda sanggup mengocok perut penonton, dan dramanya juga lumayan menggelitik hati. Buat nonton di akhir pekan cocok juga kok.

Dari 1-10, film ini Zenin kasih 7,5. ^_^

Senin, 16 Februari 2015

Nonton Yuk: Kingsman, The Secret Service

Ini adalah film pilihan ibu saya, dan saya suka dengan pilihannya. Hehehe....

Pertama, saya suka dengan efek pada openingnya. Selanjutnya, mari saya ceritakan. 

Tidak jauh berbeda dengan film-film tentang agen rahasia lainnya. Film ini menyuguhkan seorang penjahat yang mengancam kelangsungan hidup manusia, yang akan digagalkan oleh si agen rahasia. Jadi awalnya, salah seorang agen Kingsman dengan nama agen Lancelot berusaha menyelamatkan seorang ilmuwan bernama Prof. Arnold. Sampai sini saya berpikir ceritanya standar, tapi sebuah ketukan di pintu merubah cerita ini jadi seru. Karena pada akhirnya si Lancelot mati dibunuh oleh Gazelle (Sofia Boutella), seorang pembunuh berkaki pisau, yang juga adalah anak buah dari si penjahat yang memiliki nama Valentine (Samuel L. Jackson). 

Di London, Arthur (Michael Caine) si pemimpin Kingsman menyuruh para agennya untuk merekrut orang baru yang akan dilatih dan dites untuk menggantikan posisi Lancelot. Salah satu agen terbaik Kingsman, Harry (Colin Firth, yang terlihat keren di film ini) memilih seorang pemuda yang ayahnya dulu juga seorang agen Kingsman. Pemuda itu adalah Eggsy (Taron Egerton), seorang yang jenius yang pernah ikut pelatihan di marinir tapi keluar karena ibunya terlalu khawatir. Oke, singkat kata singkat cerita Eggsy mengikuti audisi bersama kandidat lainnya. Eggsy berhasil sampai di tahap final tapi dia gagal karena tidak mau disuruh menembak anjingnya sendiri. Namun pada akhirnya justru dialah yang jadi sang penyelamat. 

Nah, sementara Eggsy berjuang menjadi Lancelot, Harry berusaha menyelidiki musuh mereka. Dari menemui Prof. Arnold yang sudah tidak diculik tapi mati mengenaskan ketika ditemui oleh Harry, sampai memenuhi undangan makan malam di rumah Valentine. Rupanya Valentine ini musuh yang cerdik, karena dia bisa melacak Harry tanpa ketahuan. Mulai tegang nih. Lebih tegang lagi ketika Harry mendatangi sebuah gereja tempat Valentine akan melakukan eksperimen kecilnya. 

Sampai situ aja ya ceritanya biar penasaran. Hihihi.....

Film ini benar-benar keren, dan Colin Firth tidak pernah setampan ini sebelumnya (ini murni pendapat pribadi). Ceritanya lumayan kompleks dan penuh kejutan. Film ini bernuansa komedi tapi keseruan dan ketegangannya tetap sangat terasa. Tidak jauh berbeda dengan film-film agen rahasia lainnya, Kingman juga memamerkan senjata-senjata yang unik. Satu lagi, jangan buru-buru pergi ketika film ini selesai. 

Dari 1-10, film ini Zenin kasih nilai 8. ^_^

Jumat, 13 Februari 2015

Nonton Yuk: Stonehearst Asylum


Sudah hampir 4 tahun saya tidak menginformasikan film-film yang saya tonton. Mulai dari film ini saya akan kembali bagi-bagi cerita tentang film apa saja yang sudah saya tonton, siapa tahu bisa jadi referensi buat teman-teman yang hobi nonton juga. 

Oke, cukup basa-basinya, mari kita mulai! 

Jadi, ini adalah salah satu film yang saya tunggu-tunggu penayangannya, karena dilihat dari judulnya dan posternya yang sepertinya menjanjikan. Film ini dimulai dengan adegan seorang dokter jiwa yang sedang memberikan kuliah. Lalu dia memamerkan salah satu pasien wanitanya yang menderita histeria. Terlalu banyak istilah kedokteran yang digunakan di sini, terutama di awal-awal film, lumayan bikin mumet hehehe.... Jadi si wanita ini menderita semacam kejang-kejang jika disentuh tiba-tiba. Setelah selesai memamerkan dan menjelaskan tentang si pasien wanita itu, dia menyuruh untuk membawa masuk pasien yang lain. Lalu adegan berganti...

Seorang laki-laki, yang gaya dan penampilannya sangat meyakinkan sebagai dokter, datang ke sebuah RSJ bernama Stonehearst Lunatic Asylum. Dia disambut oleh Kepala Rumah Tangga bernama Finn (David Thewlis). Ah hampir lupa, si dokter tadi namanya Edward Newgate (Jim Sturgess). Edward mengaku ia telah mengirim surat kepada Penanggung Jawab RSJ, lalu ia dibawa menemui dr. Silas Lamb (Ben Kingsley). Dr. Lamb rupanya tidak menerima surat dari Edward, namun karena Edward ini berasal dari Oxford, dr. Lamb menerimanya tanpa rasa curiga. Kemudian dr. Lamb membawa Edward berkeliling menemui para pasien yang istimewa, karena semuanya berasal dari keluarga bangsawan di seluruh eropa. Tapi ternyata bagi Edward hanya ada satu orang yang benar-benar istimewa, yaitu Eliza Graves (Kate Beckinsale), yang sepertinya menurut pandangan saya juga terlalu diistimewakan sebagai pasien. Eliza ini dikirim oleh ayahnya ke RSJ setelah ia menggigit telinga suaminya sampai putus, dan dia juga penderita histeria. Si Edward ini terlihat sekali terpana, terpesona, dan jatuh cinta pada Eliza yang saat itu sedang bermain piano. 

Setelah diajak berkeliling, malam harinya Edward diundang ke acara makan malam para staff. Edward terkejut ketika mengetahui bahwa sebagian pasien juga diundang. Di tengah-tengah obrolan makan malam sempat terjadi ketegangan antara Edward dan Finn, tapi pada akhirnya mereka memutuskan untuk tidak dimasukkan ke hati. Finn lalu menawarkan minuman " pribadi" nya pada Edward. Tepat ketika Edward hendak meneguknya, Eliza (yang duduk di seberang Edward) dengan sengaja menendang kaki Edward hingga minumannya tumpah ke kemejanya. Lalu dengan alasan ingin membantu Edward membersihkan kemejanya, Eliza menyuruh Edward untuk mengikutinya. Alih-alih membersihkan kemeja, Eliza malah membawanya ke penyimpanan ruang bahan makanan di dapur. Secara mengejutkan dan dengan gaya panik, Eliza menyuruh Edward untuk segera pergi dari RSJ itu, tanpa memberi tahu apa alasannya. 

Usai acara, di kamarnya Edward mendengar suara seperti pukulan pada benda keras yang berulang-ulang. Ia mendengarnya melalui saluran udara dan memutuskan untuk mencari sumbernya. Maka turunlah dia sampai ke ruangan bawah tanah, di mana dia menemukan rahasia dari RSJ tempat ia berada itu. Apa rahasianya? Nonton aja biar tahu ya...

Buat yang takut nonton horor, ini bukan film horor. Film ini mungkin akan sedikit membosankan pada awalnya, tapi alur yang terjaga dengan baik membuat penonton terus penasaran, apalagi dengan adanya kejutan-kejutan kecil. Film ini sangat layak tonton, ceritanya tidak terlalu berat tidak terlalu ringan. Seluruh pemeran sangat cocok dan pas dengan peran mereka masing-masing.

Dari 1 - 10, film ini Zenin kasih nilai 8. ^_^