Sebagai orang yang dilahirkan dan dibesarkan dalam budaya jawa, saya selalu diyakinkan untuk memperhatikan bibit-bebet-bobot jika ingin mencari jodoh kelak. Kemudian, sebagai orang yang merasa berpikiran modern, perihal 3B itu kuno dan gak penting. Mencari jodoh dengan kriteria seperti itu rasanya mustahil karena tidak ada yang sempurna. Tapi... Pengalaman berkata lain.
Dari dulu saya selalu yakin bahwa jodoh yang baik adalah yang agamanya bagus. Calon suami yang baik adalah laki-laki yang bisa membimbing saya dalam hal agama. Pokoknya agama nomor satu. Pendapat ini benar, tapi agama yang bagus saja tidak cukup. Karena sekali lagi, tidak ada yang sempurna. Di sinilah faktor 3B tadi diperlukan.
Kalau kita renungkan lagi, adalah sangat wajar jika orang tua menuntut 3B ini dari calon jodoh kita. Karena mereka sendiri telah susah payah merawat, mendidik, dan membesarkan kita agar kita menjadi manusia yang "berbobot". Selain itu terkadang orang tua kita juga suka kepo dengan siapa saja kita berteman, bagaimana pergaulan kita di sekolah, di kampus, di kantor. Ketakutan terbesar mereka adalah jika kita salah memilih teman, salah bergaul, yang akhirnya membuat nilai "bebet" kita berkurang. Nah, jadi masuk akal kan kenapa orang tua selalu cerewet masalah jodoh?
Seperti yang saya bilang di atas, pengalaman mengajarkan bahwa bibit-bebet-bobot sangat diperlukan. Bukan sebagai standar nilai, tapi sebagai panduan untuk memilih.
Bibit adalah faktor yang paling utama, karena dari sanalah semua berasal. Keluarga. Keluarga calon pasangan kita harus jelas. Bukan jelas ningrat ya, tapi jelas keberadaanya. Dia dibesarkan oleh siapa? Orang tua kandung, orang tua angkat, paman bibi, kakek nenek? Siapa pun yang merawat dan membesarkannya harus jelas keberadaanya, dan di mana tinggalnya. Intinya kita harus tahu dia dibesarkan di keluarga seperti apa, karena latar belakang keluarga ini adalah dasar pembentukkan kepribadiannya. Kira-kira ngematch gak sama kita?
Faktor yang kedua adalah bebet. lni adalah saatnya kita mencari tahu dengan siapa dia bergaul. Siapa sahabatnya? Seperti apa teman-temannya? Apa saja kegiatannya di luar sana? Apakah kita bisa ngeblend dengan kehidupan sosial masing-masing?
Terakhir adalah bobot, ini yang paling menentukan masa depan. Di sinilah hati berbicara. Bobot adalah kepribadian dan kualitas diri seseorang. Sifatnya, perangainya, pembawaannya, pendidikannya, serta pekerjaanya. Pada tahap inilah "selera" berbicara, dan benar-benar harus memilih dengan hati.
Kesimpulannya, Bibit Bebet Bobot memang penting sebagai panduan untuk memilih jodoh. Saya sendiri akan memperhatikan hal ini dengan baik mulai sekarang. Tidak mau lagi salah pilih. Jadi kapan kawin? Hahaha....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar