Aku selalu suka dengan tokoh antihero, mereka jauh lebih menantang untuk diciptakan dan menarik untuk dinikmati. Satu lagi tokoh antihero yang mencuri perhatianku adalah Mona Vanderwaal (diperankan oleh Janel Parrish) dari serial Pretty Little Liars. Mona adalah seorang remaja yang kutu buku dan tidak punya teman sama sekali. Dia selalu sendiri dan selalu jadi bahan bulyan, dia adalah salah satu korban bulynya Alison. Karena tidak terima selalu menjadi bahan bulyan, Mona mulai meneror Alison dengan menggunakan inisial “A”. Beruntung bagi Mona, pada suatu malam terjadi sebuah tragedi di keluarga Alison yang melibatkan dua pembunuhan yang rumit. Alison menjadi salah satu korbannya, tapi tanpa sepengetahuan siapa pun Alison selamat. Mona yang cerdas dan entah bagaimana bisa serba tahu menolong Alison untuk pergi meninggalkan kota, pura-puranya mau menyelamatkan padahal itu sudah bagian dari rencananya untuk menyingkirkan Alison jauh-jauh.
Setelah kepergiannya, grup yang dibentuk Alison bubar. Grup itu terdiri dari Spencer, Emily, Hanna dan Aria. Keempat gadis ini bukan siapa-siapa, hanya murid SMA biasa, tidak ada yang spesial. Namun Alison melihat keistimewaan mereka, dia merekrut keempat gadis itu untuk menjadi pelindung dan penolongnya. Alison sadar dia punya banyak musuh, dia butuh teman-teman yang setia yang bisa membantunya, karena itulah dia memilih keempat gadis ini. Dia menyatukan mereka dengan cara yang licik, yaitu mencaritahu rahasia mereka dan menjadikannya jaminan. Namun berkat Alison, keempat gadis itu jadi terkenal di sekolah. Dan setelah kepergian Alison, mereka kembali pada kehidupan masing-masing. Di sini Mona mengambil peran. Dia mendekati Hanna, bersama-sama mereka bertransformasi dari gadis biasa menjadi gadis populer. Mereka menjadi sahabat yang tak terpisahkan sampai.... Polisi menemukan mayat yang dinyatakan sebagai Alison. Malam ketika Alison menghilang, kebetulan keempat gadis itu sedang berkumpul di lumbung milik keluarga Spencer, dan kebetulan juga Spencer sama Alison rumahnya bersebelahan. Banyak hal terjadi malam itu, tapi hanya keempat gadis ini yang dengan polosnya menunjukkan kalau mereka adalah yang terakhir melihat Alison. Kasus kematian Alison membuat keempat gadis ini bersatu lagi, dan itu membuat Mona tidak suka. Hanna jadi lebih sering meluangkan waktu bersama Spencer, Emily dan Aria, Mona merasa Hanna telah dicuri darinya. Dia pun kembali muncul sebagai “A” dengan maksud untuk memecahbelah grup bentukan Alison itu. Tapi sayang, sampai akhirnya identitas dia terungkap, taktik teror yang ia gunakan terhadap Alison tidak begitu mempan pada keempat gadis itu.
Saat tahu Mona adalah “A”, Hanna sangat marah. Dia benar-benar merasa dikhianati, apalagi Mona menculik Spencer. Hanna sudah bersiap untuk menabraknya, tapi tidak jadi. Kemudian terjadi baku hantam antara Mona dan Spencer yang berakhir Mona jatuh ke jurang. Secara fisik dia bisa diselamatkan, tetapi tidak secara jiwa. Akhirnya dia dimasukkan ke dalam RSJ. Selama ia di RSJ hanya Hanna satu-satunya teman yang rajin mengunjunginya, dan ternyata hal itu membuatnya menjadi lebih cepat stabil. Ketika dia akhirnya sudah ‘waras’, dia berniat melanjutkan misinya untuk memisahkan grup bentukan Alison. Saat itulah dia direkrut oleh “A” yang baru. Kali ini misinya lebih keji. Namun di tengah-tengah misi Mona menarik diri dari tim “A” dan mulai membantu Hanna dkk. Dia tidak tega jika harus menyakiti Hanna, karena cuma Hanna yang peduli padanya. Lalu muncullah Alison, dia kembali setelah pelariannya selama setahun. Dengan susah payah dan penuh konflik, keenam orang ini bekerjasama untuk mencaritahu siapa “A”. Tapi bahkan dengan bantuan Mona sekali pun, si “A” yang baru ini rupanya lebih ‘edan’ dari Mona. Mereka terjerat perangkap sendiri. Mona menghilang dengan meninggalkan banyak jejak darah dan akhirnya ia dinyatakan meninggal dunia, sementara semua bukti-bukti mengarah pada Alison. Lalu bukti-bukti yang lain ikut menyeret keempat temannya.
Setelah dinyatakan bersalah karena telah membantu Alison melakukan pembunuhan, Spencer, Emily, Hanna dan Aria dibawa ke penjara. Namun di tengah jalan mobil tahanan mereka dibajak dan keempat gadis itu diculik oleh “A”. Mereka dibawa ke ‘rumah boneka’ dan di sanalah mereka bertemu dengan Mona yang telah dulu menjadi tahanan “A”. Dengan informasi yang dimiliki Mona tentang tempat itu, mereka kembali bekerjasama bahu-membahu untuk keluar. Butuh 3 minggu penyiksaan hingga akhirnya mereka bisa kabur dari tempat itu. Tapi sayangnya “A” berhasil lolos, identitasnya baru terungkap saat prom night.
Lima tahun kemudian, setelah semua tragedi berlalu, Alison mengirim surat pada keempat teman-temannya yang sudah pada merantau. Ia meminta mereka agar pulang ke Rosewood untuk memberikan kesaksian agar kakak sepupunya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah si “A” yang mengurung dan menyiksa mereka di ‘rumah boneka’, bisa dikeluarkan dari RSJ. Kakak sepupunya Alison tersebut, yang bernama Charles alias Charlotte alias Cece, sudah dirawat selama lima tahun dan secara medis dinyatakan ‘waras’, namun pengadilan membutuhkan kesaksian dari para korban bahwa mereka setuju agar Charlotte dibebaskan. Demi Alison, teman-temannya bersedia membantu. Namun malang nasibnya, baru semalam keluar dari RSJ tubuh Charlotte ditemukan tewas di samping gereja. Hasil penyelidikan menyatakan dia dipukul oleh besi panjang berongga dan membuatnya terjatuh dari menara lonceng. Setelah itu teror kembali terjadi. Kali ini si peneror berinisal “AD”. Si AD ini mencurigai bahwa salah satu di antara Alison dan teman-temannya adalah pembunuh Charlotte, dan dengan jeniusnya dia menciptakan permainan di antara mereka. Sekali lagi, Hanna meminta bantuan Mona untuk memenangkan permainan itu. Di sinilah uniknya persahabatan mereka. Di saat-saat genting Hanna justru mengandalkan Mona, dan meskipun tidak disukai oleh yang lain, Mona tetap setia dan suka rela membantu Hanna. Sangat tersirat Hanna lebih mempercayai Mona daripada teman-temannya. Bahkan ketika yang lain mulai curiga bahwa Mona adalah AD, Hanna satu-satunya yang tetap percaya Mona sudah berubah. Dia yakin Mona tidak akan mengkhianatinya lagi. Akhirnya Mona menyerah, dia mengaku bahwa dialah yang membunuh Charlotte secara tidak sengaja. Mereka terlibat pertengkaran, Mona mendorong Charlotte hingga ia menghantam tembok dan lehernya tertancap pada besi berongga. Setelah itu baru Mona mendorongnya. Setelah Mona mengaku teror pun berakhir, dan identitas AD masih misteri.
Identitas AD baru terkuak satu tahun setelahnya, dan Mona tidak terlalu banyak berperan di sini kecuali pada bagian penutup. Diceritakan Mona tinggal di Perancis, mungkin Paris, dia memiliki sebuah toko boneka. Dari luar tidak ada yang mencurigakan, tapi di lantai bawah tanah, Mona menyimpan kemenangannya. Dia menciptakan ‘rumah boneka’ yang dihuni oleh AD dan MD (ibunya AD), dan Mona tampak puas bisa ‘bermain’ dengan mereka. Dan ini adalah dialog terbaik yang menggambarkan kemenangan Mona.
MD : she can’t keep us here forever.
AD : of course she can, she’s Mona.
Karakter Mona Vanderwaal ini benar-benar membuatku jatuh cinta. Dia jelas masuk dalam daftar my fav villain. Dia bisa dikategorikan sebagai seorang psikopat, yang bisa melakukan apa saja demi mewujudkan obsesinya. Emosinya tidak bisa ditebak. Satu hal yang membuat dia berbeda dari karakter psikopat lainnya adalah kesetiaannya pada Hanna, satu-satunya sahabat yang peduli padanya. Dia bisa keji pada yang lainnya, tapi tidak pada Hanna. Dan itu menjadi konflik tersendiri baginya, karena Hanna adalah salah satu teman Alison, musuhnya. Pada dasarnya serial ini memang menceritakan tentang persahabatan yang rumit dan pertarungan antar psikopat. Cuma sayang latar belakang Mona tidak diceritakan lebih detail, seperti keluarga atau masa kecilnya yang bisa mendukung sifat jahatnya menjadi lebih emosional. Dia satu-satunya peneror yang tidak diceritakan masa lalunya, tidak seperti Charlotte dan AD yang diceritakan sangat detail. Sehingga asal muasal gangguan jiwanya kurang mantap. Karena bulyan yang ia terima itu hanyalah pemicu bukan penyebab. Satu lagi yang kurang adalah kisah cintanya dengan Mike, tidak diekspos lagi setelah pertengahan season 6. Padahal kisah cinta mereka cukup unik, dan lumayan memberikan dampak secara emosional pada karakter Mona. Ah, tiba-tiba aku tertarik untuk membuat cerita fanfic tentang Mona dan Mike. Hahaha.... Mungkin nanti. Karakter Mona ini benar-benar sangat menarik untuk dikembangkan.
She can do anything, she’s Mona.