Small, to say the least
Both a little scared
Neither one prepared
Beauty and the beast
Ini adalah salah satu lagu soundtrack Disney paling ngehits di awal era 90-an. Versi lagu orisinal yang dipopulerkan oleh Celine Dion dan Peabo Bryson ini nuansa dramatisnya belum bisa dikalahkan oleh versi cover yang mana pun. Bahkan versi terbaru Disney yang dibawakan oleh Ariana Grande dan John Legend tidak ada apa-apanya dibandingkan versi aslinya. Ya itulah dari segi soundtrack. Lalu bagaimana dari segi filmnya itu sendiri? Yuk, kita obrolin.
Sebelum ngomongin soal cerita, saya mau komentar sedikit tentang sinematografinya yang berhasil menghidupkan gambar gerak 2 dimensi menjadi 3 dimensi. Selain teknologinya yang memang memadai, akting para pemerannya juga mendukung keberhasilan pengadaptasian film ini. Keren lah pokoknya.
Sekarang, soal ceritanya. Versi terbaru Disney ini 98% mirip dengan versi animasinya di tahun 1991. Secara garis besar sama persis, hanya ada sedikit perubahan pada beberapa bagian yang menurut saya merupakan bentuk penyempurnaan dan penyesuain plot terhadap jaman. Termasuk di dalamnya, adegan yang terindikasi homoseksual. Rupanya hal ini memang sudah menjadi semacam tren di dunia perfilman barat untuk menyelipkan unsur homoseksual walau hanya sekian detik. Oke, kita lewatkan pembahasan bagian itu, biarkan para pakar lain yang mengurusnya.
Mungkin ada yang sudah lupa bagaimana cerita Beauty and the Beast versi animasi 1991. Baiklah akan saya ingatkan sekilas. Ayah Belle tersesat dan kehilangan kereta kudanya, dia masuk ke dalam istana yang megah dan disambut serta dilayani oleh perabotan yang bisa bicara. Lalu kemudian Beast muncul dan memenjarakannya. Keesokan harinya, dengan dituntun oleh kuda ayahnya yang pulang sendiri, Belle menyusul sang ayah dan menawarkan diri untuk menggantikan ayahnya sebagai tahanan. Lalu terjalinlah kisah di antara keduanya sampai tiba pada malam ketika mereka berdansa. Belle mengatakan ia merindukan ayahnya, Beast memberikan sebuah cermin ajaib agar Belle dapat melihat ayahnya. Belle sangat terkejut ketika melihat gambaran ayahnya sedang sakit. Akhirnya Beast mengizinkan dia pergi menemui ayahnya. Ketika tiba di rumah, Belle mendapati bahwa penduduk desa telah menganggap ayahnya gila dan harus dirawat. Mereka berusaha membawa ayahnya tapi Belle mencoba menghalangi dan menunjukkan cermin ajaib yang diberikan Beast untuk membuktikan bahwa ayahnya tidak berbohong. Tapi di luar dugaan tindakannya itu justru membuat Gaston menghasut penduduk desa untuk menyerang Beast. Singkat kata singkat cerita terjadilah pertarungan antara Beast dan Gaston dengan hasil keduanya mati.
Itulah cerita versi animasi 1991, yang diadaptasi menjadi film hidup pada tahun ini dengan kemiripan cerita kurang lebih 98% (perkiraan kasar ala saya). Satu hal yang perlu diingat, Disney mempunyai kebiasaan merombak plot asli menjadi sangat sederhana, mungkin karena pasar utama mereka adalah anak-anak. Jauh sebelum animasinya terkenal di era 90-an, kisah ini pernah difilmkan 45 tahun sebelumnya di negari kelahirannya, Perancis, dengan mengangkat plot yang mendekati versi orisinalnya. Film tersebut diberi judul sesuai judul aslinya La Belle et la Bête yang disutradai oleh Jean Cocteau, dan dibintangi Josette Day sebagai Belle serta Jean Marais sebagai Beast. Film ini mungkin sudah terlalu lama dan susah dicari, jika penasaran mungkin bisa mencari versi yang lebih baru di tahun 2014.
La Belle et la Bête versi 2014 disutradarai oleh Christophe Gans dan dibintangi oleh Léa Seydoux sebagai Belle serta Vincent Cassel sebagai Beast. Film ini diputar pada ajang Festival Film Internasional Berlin ke-64 sebagai film di luar kompetisi dan dirilis di Perancis pada 12 Februari 2014. Dasar cerita film ini secara garis besar memang diadaptasi dari versi orisinalnya, namun dengan banyak sekali penyesuaian dan perubahan. Film ini sempat mampir di bioskop Indonesia tapi tidak terlalu populer.
Pertanyaannya sekarang, seperti apa sih versi orisinalnya? Kisah ini pertama kali ditulis dalam bentuk novel oleh Gabrielle-Suzanne Barbot de Villeneuve dengan judul La Belle et la Bête dan terbit pada tahun 1740. Novelnya yang begitu panjang itu diperpendek dan ditulis ulang oleh Jeanne-Marie Leprince de Beaumont pada tahun 1756, versi Beaumont inilah yang kemudian diadaptasi oleh Jean Cocteau dalam versi filmnya di tahun 1946. Jadi begini ceritanya.
Alkisah, di suatu kerajaan. Ada seorang pangeran yang sudah ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil, dan ibunya harus berperang untuk mempertahankan kerajaan mereka. Si pangeran dititipkan dan dirawat oleh seorang peri jahat, yang mencoba untuk menggodanya ketika sang pangeran dewasa. Namun si pangeran menolak, si peri marah dan merubah si pangeran menjadi Beast.
Sementara itu di kerajaan yang lain, ada seorang raja dengan seorang putri cantik jelita. Seorang peri jahat berusaha membunuh si putri agar ia dapat menikah dengan raja (mirip Snow White ya). Lalu demi melindungi si putri, ia diberikan kepada seorang saudagar kaya yang baru saja kehilangan salah seorang anak perempuannya.
Si saudagar itu sendiri adalah seorang duda yang kaya raya dengan 6 orang anak, 3 laki-laki dan 3 perempuan. Ketiga anak perempuannya cantik-cantik namun yang bungsu, Beauty, yang paling cantik (tentu saja karena dia sebenarnya seorang putri kan?). Kedua kakak perempuan Beauty memiliki peringai yang buruk dan memperlakukan Beauty seperti pelayan (yang ini mirip Cinderella). Suatu hari tiba-tiba si saudagar ini jatuh miskin setelah kekayaannya hilang karena badai di lautan, dan mereka terpaksa tinggal di sebuah rumah kecil di desa dan harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka. Beberapa tahun kemudian si saudagar mendengar kabar bahwa salah satu kapalnya yang dulu pernah ia kirim telah kembali. Dengan penuh semangat ia berniat untuk pergi ke kota. Ia menawarkan oleh-oleh apa yang anak-anaknya inginkan. Yang laki-laki minta persenjataan dan kuda untuk berburu, sementara yang perempuan minta baju-baju bagus dan perhiasan, kecuali Beauty yang hanya menginginkan bunga mawar.
Namun sayang sesampainya di kota ternyata kapalnya harus disita untuk membayar seluruh hutang-hutangnya, si saudagar pun terpaksa pulang dengan tangan kosong. Dalam perjalanan pulang ia tersesat di hutan akibat badai. Ia pun mencari tempat berlindung dan sampai di sebuah istana yang megah. Sosok-sosok tak kasatmata menyambutnya dan melayaninya, si saudagar tersebut akhirnya bermalam di istana itu. Keesokan paginya ketika ia hendak pulang, ia melihat taman mawar dan teringat dengan pesanan putri bungsunya. Ketika ia hendak memetik satu tangkai, Beast datang dengan marah dan mengatakan kalau ia harus mati. Si saudagar memohon meminta pengampunan dan menyampaikan kalau mawar itu adalah titipan anaknya. Si Beast akhirnya setuju untuk melepaskannya dengan syarat dia atau salah satu putrinya harus kembali. Singkat kata singkat cerita, Beauty menawarkan diri untuk pergi ke istana Beast. Di luar dugaan, di istana Beauty disambut dengan ramah dan mendapatkan segala kemewahan di dalam istana itu. Setiap malam Beast selalu meminta Beauty untuk menikah dengannya tapi Beauty selalu menolak. Sementara itu Beauty sering memimpikan seorang pangeran tampan yang ia yakini telah ditahan oleh Beast, namun Beauty tidak pernah menemukan si pangeran di istana. Beberapa bulan kemudian, Beauty rindu dengan keluargnya. Ia meminta izin untuk pulang. Beast mengizinkannya dengan syarat ia harus kembali dalam waktu seminggu. Beauty dibekali cermin ajaib untuk melihat Beast di istana dan sebuah cincin ajaib untuk kembali. Setelah seminggu, kakak-kakak perempuan Beauty yang iri berpura-pura sedih agar Beauty tidak kembali. Beauty yang baik hati itu pun tersentuh dan memilih untuk tinggal.
Lama-lama Beauty merasa bersalah karena telah melanggar janjinya, ia menggunakan cermin ajaib untuk melihat keadaan Beast. Ia terkejut mendapat gambaran bahwa Beast sedang terbaring sekarat disamping semak-semak mawar tempat ayahnya pernah mencoba mencuri. Segera saja Beauty menggunakan cincinya untuk kembali. Beauty menangis sedih di samping Beast dan mengatakan kalau dia mencintainya. Air matanya jatuh menyentuh Beast dan Beast berubah menjadi pangeran tampan dalam mimpi Beauty.
Jadi, berbeda jauh kan dari versi Disney? Oh ya, ada satu lagi versi Hollywood yang saya suka dan tidak mungkin lupa. Beastly, sebuah film dari tahun 2011, menampilkan tokoh Beast paling guanteng yang pernah ada yang diperankan oleh Alex Pettyfer dan Vanessa Hudgens sebagai sosok "Beauty"-nya. Melihat latarnya yang berada di dunia moderen sudah pasti plotnya berbeda jauh baik dari yang versi tradisional maupun versi Disney, yang sama hanyalah butuh cinta sejati untuk mematahkan kutukan. Film ini sendiri merupakan adaptasi dari novel dengan judul sama yang terbit tahun 2007 karya Alex Flinn.
Kembali pada film yang sedang heboh karena isu LGBTnya, Beauty and the Beast 2017, saran terbaik yang bisa saya berikan adalah perhatikan rating film ini baik-baik. Di Indonesia film ini diberi rating 13+, jadi sebaiknya jangan ajak anak yang usianya belum mencapai 13 tahun. Tentang adegan yang terindikasi gay, yah opini orang bisa berbeda-beda, tonton saja dan nilai sendiri.